Senin, 10 Desember 2012

Makalah Perkembangan Peserta Didik tentang Perkembangan Moral Remaja



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
          Salah satu tugas perkembangan yang harusdicapai pada priode remaja adalah memiliki seperangkat nilai atau sistem etis untuk menjadi pedoman dalam bertingkah laku dalam menjalani kehidupan dimasyarakat. Selama usia remaja,pengusaha moral anak mulai ditinggalkan akan secara berangsur-angsur  mereka mulai menguasai dan menyakini nilai-nilai yang bersifat universal.nilai-nilai yang dimiliki sebagi seorang remaja membimbing cara berinteraksi dengan orang lain,dan dalam menghadapi berbagai problematik kehidupan, sehingga memungkinkan remaja menjalani kehidupan secara seimbang dan tentram. Tercapainya perkembangan moral memberi arti bagi peningkatan sosialisai sehingga remaja benar-benar siap memasuki kehidupan dewasa.

B.       Tujuan Penulisan
Untuk mencapai sasaran belajar di atas,maka mahasiswa diharapkan dapat :
1. memahami pengertian moral
2. menjelaskan proses prkembangan moral
3. mengemukakan tingkah laku moral remaja sesuai dengan tugas perkembangan
4. menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja
5. mengemukakan usaha-usaha orangtua dan guru dalam perkembangan moral remaja
                                           
C.      Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud perkembangan moral remaja?
2.      Apakah faktor-faktor perkembangan moral remaja ?
3.      Bagaimanakah proses perkembangan remaja ?
4.      Bagaimanakah usaha orangtua dalam perkembangan remaja?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian moral
Kata moral berasal dari bahasa lstin yaitu kata mos atau mores yang berarti kebiasaan. Santrock  dan yusan (1977) menggunakan bahwa moral adalah kebiasaan atau aturan yang harus di patuhi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.dalam arti,moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik atau buruk, pantas atau tidak dilaksanakan atau harus dilaksanakan atau harus di hindari dalam menjalani kehidupan. Kohlberg dan piaget (dalam bezonsky (1981) mengemukakan bahwa moral itu  meliputi tiga pengertian yang berbeda satu sama lain yaitu : pandangan moral,perasaan moral,dan tingkah laku moral.
Pandangan moral adalah pendapat atau pertimbangan seseoarang tentang persoalan moral. Pandangan moral remaja bagus apabila pertimbangannya dalam memilih masalah atau persoalan moral sesuai aturan-aturan dan etika moral yang berlaku (salavin dalam elinda,1992). Contoh, pandangan moral remaja tentang perilaku mencuri. Apakah mencuri menurut seorang remaja benar atau salah ? apa alasan remaja untuk mempertimbangkan bahwa tingkah laku mencuri benar atau salah. Bila remaja memandang bahwa tingkah laku mencuri tidak sesuai dengan aturan etika moral,karena merugikan orang lain,menyusahkan orang lain. Ini berarti remaja memiliki pandangan moral yang baik.jika pertimbangan remaja tentang mencuri sesuai dengan aturan-aturan etika moral,maka berarti remaja memiliki pandangan moral yang sama.
Perasaan moral adalah perasaan yang terjadi dalam diri remaja setelah ia mengambil keputusan  untuk bertingkah laku bermoral atau tidak.apakah ramaja merasa senang atau puas,jika ia melakukan tindakan bermoral dan merasa bersalah setelah melakukan pelanggaran moral.bila remaja merasa bersalah,tidak puas dan merasa berdosa setelah melakukan pelanggaran moral berarti remaja tersebut memiliki perasaan moral yang benar dan sebaliknya.
Tingkah laku moral adalah tindakan yang sesuai dengan aturan-aturan etika moral.pandangan atau pertimbangan,dan perasaan moral yang benar akan mendorong remaja untuk beertinkah laku moral.namun dapat terjadi seorang remaja yang memiliki pertimbangan moral yang benar,bertingkah laku melanggar moral.oleh karena itu,dalam mengembangkan moral remaja perlu dilakukan secara serasa dan seimbang antara pengembangan pandangan moral.perasaan atau kesan moral dan cara-cara bertingkah laku sesuai dengan aturan atau moral moral yang berlaku

B.      Teori perkembangan moral
Ada beberapa teori yang membahas tentang perkembangan moral. Dua teori perkembangan moral yaitu teori belajar sosial dari bandura dan teori kognif  dari piaget kahlberg.
1.      Perkembangan moral menurut teori belajar sosial
Perkembangan sosial merupakan proses yang dipelajari selama proses interaksi sosial seseorang dengan orang lain perkembangan sosial berlangsung mulai proses peniruan ,latihan dan penggunaan (furmann, 1990). Menurut bandura perkembangan moral berlangsung mulai interaksi seseorang dengan lingkungan yang menyediakan konten moral. Moral seseorang akan berkembang dengan baik,apabila berinteraksi dengan orang dewasa yang menunjukkan tingkah laku moral dalam melakukan tindakakan sehari-hari.
Remaja akan berkembang moralnya dengan baik apabila dalam sejarah kehidupannya ia dapat meniru orang lain di lingkungannya bertingkah laku moral dan sekaligus dilatih melakukan tingkah laku moral.dalam proses peniruan remaja mengenal tingkah laku moral dengan jalan mengamati tingakah laku orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.      Perkembangan moral menurut teori kognitif
Pelopor  teori kognitif adalah jean piaget yang melakukan bahwa perkembangan kognitif  erat kaitanya dengan perkembangan moral remaja.oleh karena itu,perkembangan moral remaja tergantung pada perkembangan kognitifnya.
Tahap-tahap perkembangan moral menurut kohlberg
1.      Tingkat pramoralitas
a.       Prode 0
Pada tingkat ini pemahaman anak tentang baik atau buruknya, benar dan salah ditentukan akibat fisik yang ditimbulkan oleh tindakan itu seperti hukuman,ganjaran yang bersifat fisik atau materi yang di bsrikan oleh orang yang berkuasa terhadap anak.
b.      Prode 1
Suatu tingkah laku bermoral bagi anak kalau tingkah laku itu patuh mengikuti kemauan orang berkuasa seperti orangtua dan guru atau tingkah laku yang mendapatkan penghargaan fisik atau material,sedangkan tingkah laku tidak bermoral kalau membantah dan mendapat hukuman dari yang berkuasa terhadap anak.
c.       Priode 2
Anak memahami bahwa tingkah laku benar,salah,baik,pantas tergantung pada tingkah laku itu memuaskan,menimbulkan kenikmatan pada diri sendiri atau orang lain.

2.      Moralitas dianggap kesamaan peranan yang biasa
a.       Priode 3
Pada priode ini anak-anak memahami bahwa tinkah laku moral adalah mengakui dan mengikuti aturan-aturan yang telah ditentukan orang dewasa.
b.      Priode 4
Priode perkembangan moral terhadap ini ditandai oleh pemahaman anak bahwa tingkah laku yang baik atau benar adalah menaati aturan dan hukuman-hukuman yang telh di sepakati bersama dan menguasai kehidupan masyarakat.
3.      Moralitas dengan penerimaan pinsip-prinsip moral
a.       Priode 5
Pada tingkat perkembang moral ini anak mulai memahami nilai moral dan prinsip-prinsip moral merupakan standar kebenaran yang benar dan dapat terjadi pertentangan dengan apa saja yang terjadi atau diterima oleh masyarakat.
b.      Priode 6
Prode ini pengakuan yang mendalam tentang prinsip-prinsip kebenaran yang absrak dan universal
4.      Kekhasan tingkah laku moral remaja
Perkembangan moral remaja berbeda dengan perkembangan moral anak-anak. Hal ini disebabkan oleh dua hal berikut:
a.       Meningkatkan kemampuan kognitif dari berfikir kongkret menjadi kemampuan berfikir absrak / formal.
b.      Remaja memperoleh kemampuan untuk memahami bahwa peraturan itu dibuat atas persetujuan semua orng bersifat ideal.

C.     Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Moral Remaja

Faktor-faktor kognitif faktor lingkungan sosial penting artinya bagi perkembangan moral remaja. Melatih tentang moral dilakukan melalui disiplin yang dilakukan orang tua terhadap remaja.
1.    Orang tua /guru sebagai model
Menurut teori psikoanalisis moralitas atau kesusilaan adalah bagian dari kata hati atau superego seseorang. Superego terbentuk terbentuk remaja karena remaja mengidentifikasi orang tua yang sejenis kelamin dengan mereka.
Menurut freud (dusek, 1977) baik remaja pria maupun wanita meniru tingkah laku orang tua (yang sejenis) adalah keinginan untuk menjadi seperti orang tua.anak laki-laki seperti ayahnya dan anak perempuan ingin seperti ibunya.peniruan terhadap orang tua bukan karena takut tidak diterima.selanjutnya bronfenbrenner (1960)mengemukakan bahwa seorang remaja menuru seluruh atau sebagian aspek-aspek tingkath laku orang tua.

Aspek-aspek tingkah laku yang  ditiru dari orang tua diperlukan atau diuji dengan kenyataan  yang berada di lingkungan, sehingga terjadilah identifikasi analitik  yang  hasilnya  identifikasi tingkah laku yang diperoleh.
2.        Disiplin yang diberikan orang tua
Hoffman dan sultztein (1967) mencoba mengetahui hubungan antara perkembangan moral remaja dengan disiplin orang tua. Dari hasil penelitian yang mereka lakukan di dapat kesimpulan bahwa orang tua yang mempergunakan teknik disiplin induksi (memberikan alasan mengapa seseorang boleh atau tidak boleh bertingkah laku tertentu) cendrung menyebabkan   perkembangan moral remaja sangat baik,sedangkan penggunaan disiplin berkuasa atau otoriter cendrung menyebabkan perkembangan moral yang lemah.
Hubungan antara disiplin orang tua dan dan perkembangan moral remaja dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Orang tua yang menonjolkan kekuasaan dalam mendisiplinkan remaja,dapat melemahkan perkembangan moral remaja.
b.      Orang tua yang menerapkan disiplin penarikkan cinta,menimbulkan pengaruh yang buruk atau agresif bagi perkembangan remaja.
c.       Orang tua yang menerapkan disiplin dalam mendisiplinkan remajanya meningkatkan perkembangan moral remaja.
d.      Disiplin yang dilakukan ayah jarang mempengaruhi perkembangan moral remaja
e.       Perasaan kasih sayang yang di berikan orang tua melalui tingkah laku yang ramah,hangat,dan sentuhan-sentuhan fisik sangat positif alibatnya terhadap moral remaja,terutama kasih sayang dari ibu.
f.       Interaksi dengan teman sebaya
Piaget menyatakan bahwa interaksi dengan teman sebayadan kemampuan bermain peranan meningkatkan perkembangan moral remaja.

g.      Usaha-Usaha yang dapat di lakukan Orangtua dan Guru untuk mengembangkan Moral Remaja
Individu yang sudah mencapai usia remaja,di harapkan sudah mencapai tahap perkembangan moral tertinggi yang disebut oleh kohlberg tahap postkonvensional. Remaja yang telah mencapai tahap perkembangan moral ini di tantandai dengan kemampuan mereka untuk menginternalisasikan nilai-nilai moral,sehingga dengan penuh kesadaran dapat mewujudkan tingkah lakuyang bermoral.

Dalam memberikan moral ,Duska dan Whelen (1982:113) mengemukakan pedoman praktis yang dapat digunakan oleh guru yaitu sbb:
a.       Menciptakan kelas sebagai lingkungan yang membuat siswa dapat hidup dan menjadi belajar bersama dalam suasana hormat menghormati dan aman.
b.      Beri siswa kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam menerima aturan-aturan kelas.
c.       Pilihlah hukuman yang ada hubungan dengan pelanggaran,dan bila mungkin ,hukuman yang diberikan dapat memperlihatkan akibat dari perbuatan siswa terhadap kelompok.
d.      Bedakan antara kritik terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan pelajaran dan kritik terhadap tindak tanduk,antara aturan tata tertip sekolah dengan aturan-aturan tentang keadilan dan hubungan antar manusia.
e.       Beri kesempatan siswa bekerja dalam kelompok.
f.       Dalam bercerita dan berdiskusi tentang pengalaman sehari-hari,bantulah anak-anak memkirkan orang lain,baik yang benar-benar terjadi maupun yang fiktif.
g.      Buatlah permainan peranan dari kehidupan sehari-hari atau kejadian-kejadian yang membawa orang pada kekecewaan,ketenangan,pertengkaran,kegembiraan,dengan maksud memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat meliht kejadian itu dari perspektif yang lain.
h.      Adakan kesempatan untuk mendengarkan kesempatan untuk mendengarkan jawaban tiap siswa tentang pertimbangan moral,dan pancinglah diskusi-diskusi yang akan menariknya kepenalaran moral yang lebih tinggi dengan menggunakan bahan bacaan,film,dan pengalaman sehari-hari.
i.         Janganlah memberi penilaian terhadap penilaian terhadap perkembangan moral atas dasar tingkah laku setiap orang dari keenam tahap perkembangan moral dapat dilakukan tingkah laku yang sama tetapi pentingnya moralnya berbeda-beda.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan moral merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai pada remaja. Dicapainya perkembangan moral yang memuaskan pada priode remajaberarti remaja memiliki moral otonom yang ditandai oleh pengusaan moral yang menjadi miliknya sendiri yang mengatur kehidupan pribadinya. Moral adalah seperangkat aturan yang menyangkut baik dan buruk pantas dan tidak pantasnya,benar atau salah yang harus dipahami seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.         
                                                          
B. Saran
Pada masa perkembangannya, remaja dihadapkan dengan berbagai masalah. Untuk itu seorang pendidik harus mengerti dan memahami setiap perkembangan moral remaja dan membimbingnya dengan cara yang strategis efektif. Seorang guru juga harus menguasai setiap materi yang akan disampaikan kepada muridnya, dengan de-mikian akan terjalin komunikasi yang baik antara guru dan murid, sehingga seorang murid akan merasa enjoy dalam setiap proses belajar.



DAFTAR PUSTAKA

Bezonsky,M.D.(1981) Adolescent development.New york:macmillan publishing,Co,Inc
Bronfenbrenner. (1960).freudian heroies of  Edentification and their darivatitives. Child Development,31,15-40
Dusek,J.B. (1977). Adolescent development and behavior. Chocago:science
          Research Associantion.
Furman,Barbara scheider .(1990). Adolescen. England: scott foreman ad.company
Piaget, J.(1975). The moral judgment of the Child,III:the pree press.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar