BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah
satu tugas perkembangan yang harusdicapai pada priode remaja adalah memiliki
seperangkat nilai atau sistem etis untuk menjadi pedoman dalam bertingkah laku
dalam menjalani kehidupan dimasyarakat. Selama usia remaja,pengusaha moral anak
mulai ditinggalkan akan secara berangsur-angsur
mereka mulai menguasai dan menyakini nilai-nilai yang bersifat
universal.nilai-nilai yang dimiliki sebagi seorang remaja membimbing cara berinteraksi
dengan orang lain,dan dalam menghadapi berbagai problematik kehidupan, sehingga
memungkinkan remaja menjalani kehidupan secara seimbang dan tentram.
Tercapainya perkembangan moral memberi arti bagi peningkatan sosialisai
sehingga remaja benar-benar siap memasuki kehidupan dewasa.
B.
Tujuan
Penulisan
Untuk mencapai
sasaran belajar di atas,maka mahasiswa diharapkan dapat :
1.
memahami pengertian moral
2.
menjelaskan proses prkembangan moral
3.
mengemukakan tingkah laku moral remaja sesuai dengan tugas perkembangan
4.
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja
5.
mengemukakan usaha-usaha orangtua dan guru dalam perkembangan moral remaja
C.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud
perkembangan moral remaja?
2.
Apakah faktor-faktor
perkembangan moral remaja ?
3.
Bagaimanakah proses
perkembangan remaja ?
4.
Bagaimanakah usaha
orangtua dalam perkembangan remaja?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
moral
Kata
moral berasal dari bahasa lstin yaitu kata mos atau mores yang berarti
kebiasaan. Santrock dan yusan (1977)
menggunakan bahwa moral adalah kebiasaan atau aturan yang harus di patuhi
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.dalam arti,moral merupakan
seperangkat aturan yang menyangkut baik atau buruk, pantas atau tidak
dilaksanakan atau harus dilaksanakan atau harus di hindari dalam menjalani
kehidupan. Kohlberg dan piaget (dalam bezonsky (1981) mengemukakan bahwa moral
itu meliputi tiga pengertian yang
berbeda satu sama lain yaitu : pandangan moral,perasaan moral,dan tingkah laku
moral.
Pandangan
moral adalah pendapat atau pertimbangan seseoarang tentang persoalan moral.
Pandangan moral remaja bagus apabila pertimbangannya dalam memilih masalah atau
persoalan moral sesuai aturan-aturan dan etika moral yang berlaku (salavin
dalam elinda,1992). Contoh, pandangan moral remaja tentang perilaku mencuri.
Apakah mencuri menurut seorang remaja benar atau salah ? apa alasan remaja
untuk mempertimbangkan bahwa tingkah laku mencuri benar atau salah. Bila remaja
memandang bahwa tingkah laku mencuri tidak sesuai dengan aturan etika
moral,karena merugikan orang lain,menyusahkan orang lain. Ini berarti remaja
memiliki pandangan moral yang baik.jika pertimbangan remaja tentang mencuri
sesuai dengan aturan-aturan etika moral,maka berarti remaja memiliki pandangan
moral yang sama.
Perasaan
moral adalah perasaan yang terjadi dalam diri remaja setelah ia mengambil
keputusan untuk bertingkah laku bermoral
atau tidak.apakah ramaja merasa senang atau puas,jika ia melakukan tindakan
bermoral dan merasa bersalah setelah melakukan pelanggaran moral.bila remaja
merasa bersalah,tidak puas dan merasa berdosa setelah melakukan pelanggaran
moral berarti remaja tersebut memiliki perasaan moral yang benar dan
sebaliknya.
Tingkah
laku moral adalah tindakan yang sesuai dengan aturan-aturan etika
moral.pandangan atau pertimbangan,dan perasaan moral yang benar akan mendorong
remaja untuk beertinkah laku moral.namun dapat terjadi seorang remaja yang
memiliki pertimbangan moral yang benar,bertingkah laku melanggar moral.oleh
karena itu,dalam mengembangkan moral remaja perlu dilakukan secara serasa dan
seimbang antara pengembangan pandangan moral.perasaan atau kesan moral dan
cara-cara bertingkah laku sesuai dengan aturan atau moral moral yang berlaku
B.
Teori perkembangan moral
Ada
beberapa teori yang membahas tentang perkembangan moral. Dua teori perkembangan
moral yaitu teori belajar sosial dari bandura dan teori kognif dari piaget kahlberg.
1. Perkembangan
moral menurut teori belajar sosial
Perkembangan
sosial merupakan proses yang dipelajari selama proses interaksi sosial
seseorang dengan orang lain perkembangan sosial berlangsung mulai proses
peniruan ,latihan dan penggunaan (furmann, 1990). Menurut bandura perkembangan
moral berlangsung mulai interaksi seseorang dengan lingkungan yang menyediakan
konten moral. Moral seseorang akan berkembang dengan baik,apabila berinteraksi
dengan orang dewasa yang menunjukkan tingkah laku moral dalam melakukan
tindakakan sehari-hari.
Remaja
akan berkembang moralnya dengan baik apabila dalam sejarah kehidupannya ia
dapat meniru orang lain di lingkungannya bertingkah laku moral dan sekaligus
dilatih melakukan tingkah laku moral.dalam proses peniruan remaja mengenal
tingkah laku moral dengan jalan mengamati tingakah laku orang tua dan orang
dewasa lainnya.
2. Perkembangan
moral menurut teori kognitif
Pelopor teori kognitif adalah jean piaget yang
melakukan bahwa perkembangan kognitif
erat kaitanya dengan perkembangan moral remaja.oleh karena
itu,perkembangan moral remaja tergantung pada perkembangan kognitifnya.
Tahap-tahap perkembangan moral
menurut kohlberg
1. Tingkat
pramoralitas
a. Prode
0
Pada
tingkat ini pemahaman anak tentang baik atau buruknya, benar dan salah
ditentukan akibat fisik yang ditimbulkan oleh tindakan itu seperti
hukuman,ganjaran yang bersifat fisik atau materi yang di bsrikan oleh orang
yang berkuasa terhadap anak.
b. Prode
1
Suatu
tingkah laku bermoral bagi anak kalau tingkah laku itu patuh mengikuti kemauan
orang berkuasa seperti orangtua dan guru atau tingkah laku yang mendapatkan
penghargaan fisik atau material,sedangkan tingkah laku tidak bermoral kalau
membantah dan mendapat hukuman dari yang berkuasa terhadap anak.
c. Priode
2
Anak
memahami bahwa tingkah laku benar,salah,baik,pantas tergantung pada tingkah
laku itu memuaskan,menimbulkan kenikmatan pada diri sendiri atau orang lain.
2. Moralitas
dianggap kesamaan peranan yang biasa
a. Priode
3
Pada
priode ini anak-anak memahami bahwa tinkah laku moral adalah mengakui dan
mengikuti aturan-aturan yang telah ditentukan orang dewasa.
b. Priode
4
Priode
perkembangan moral terhadap ini ditandai oleh pemahaman anak bahwa tingkah laku
yang baik atau benar adalah menaati aturan dan hukuman-hukuman yang telh di
sepakati bersama dan menguasai kehidupan masyarakat.
3. Moralitas
dengan penerimaan pinsip-prinsip moral
a. Priode
5
Pada
tingkat perkembang moral ini anak mulai memahami nilai moral dan
prinsip-prinsip moral merupakan standar kebenaran yang benar dan dapat terjadi
pertentangan dengan apa saja yang terjadi atau diterima oleh masyarakat.
b. Priode
6
Prode
ini pengakuan yang mendalam tentang prinsip-prinsip kebenaran yang absrak dan
universal
4. Kekhasan
tingkah laku moral remaja
Perkembangan
moral remaja berbeda dengan perkembangan moral anak-anak. Hal ini disebabkan
oleh dua hal berikut:
a. Meningkatkan
kemampuan kognitif dari berfikir kongkret menjadi kemampuan berfikir absrak /
formal.
b. Remaja
memperoleh kemampuan untuk memahami bahwa peraturan itu dibuat atas persetujuan
semua orng bersifat ideal.
C.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perkembangan
Moral Remaja
Faktor-faktor
kognitif faktor lingkungan sosial penting artinya bagi perkembangan moral
remaja. Melatih tentang moral dilakukan melalui disiplin yang dilakukan orang
tua terhadap remaja.
1. Orang
tua /guru sebagai model
Menurut teori psikoanalisis
moralitas atau kesusilaan adalah bagian dari kata hati atau superego seseorang.
Superego terbentuk terbentuk remaja karena remaja mengidentifikasi orang tua
yang sejenis kelamin dengan mereka.
Menurut freud (dusek, 1977) baik
remaja pria maupun wanita meniru tingkah laku orang tua (yang sejenis) adalah
keinginan untuk menjadi seperti orang tua.anak laki-laki seperti ayahnya dan
anak perempuan ingin seperti ibunya.peniruan terhadap orang tua bukan karena
takut tidak diterima.selanjutnya bronfenbrenner (1960)mengemukakan bahwa
seorang remaja menuru seluruh atau sebagian aspek-aspek tingkath laku orang
tua.
Aspek-aspek
tingkah laku yang ditiru dari orang tua
diperlukan atau diuji dengan kenyataan
yang berada di lingkungan, sehingga terjadilah identifikasi
analitik yang hasilnya
identifikasi tingkah laku yang diperoleh.
2.
Disiplin yang diberikan
orang tua
Hoffman
dan sultztein (1967) mencoba mengetahui hubungan antara perkembangan moral
remaja dengan disiplin orang tua. Dari hasil penelitian yang mereka lakukan di
dapat kesimpulan bahwa orang tua yang mempergunakan teknik disiplin induksi
(memberikan alasan mengapa seseorang boleh atau tidak boleh bertingkah laku tertentu)
cendrung menyebabkan perkembangan moral
remaja sangat baik,sedangkan penggunaan disiplin berkuasa atau otoriter
cendrung menyebabkan perkembangan moral yang lemah.
Hubungan
antara disiplin orang tua dan dan perkembangan moral remaja dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Orang
tua yang menonjolkan kekuasaan dalam mendisiplinkan remaja,dapat melemahkan
perkembangan moral remaja.
b. Orang
tua yang menerapkan disiplin penarikkan cinta,menimbulkan pengaruh yang buruk
atau agresif bagi perkembangan remaja.
c. Orang
tua yang menerapkan disiplin dalam mendisiplinkan remajanya meningkatkan
perkembangan moral remaja.
d. Disiplin
yang dilakukan ayah jarang mempengaruhi perkembangan moral remaja
e. Perasaan
kasih sayang yang di berikan orang tua melalui tingkah laku yang ramah,hangat,dan
sentuhan-sentuhan fisik sangat positif alibatnya terhadap moral remaja,terutama
kasih sayang dari ibu.
f. Interaksi
dengan teman sebaya
Piaget
menyatakan bahwa interaksi dengan teman sebayadan kemampuan bermain peranan
meningkatkan perkembangan moral remaja.
g.
Usaha-Usaha
yang dapat di lakukan Orangtua dan Guru untuk mengembangkan Moral Remaja
Individu
yang sudah mencapai usia remaja,di harapkan sudah mencapai tahap perkembangan
moral tertinggi yang disebut oleh kohlberg tahap postkonvensional. Remaja yang
telah mencapai tahap perkembangan moral ini di tantandai dengan kemampuan
mereka untuk menginternalisasikan nilai-nilai moral,sehingga dengan penuh
kesadaran dapat mewujudkan tingkah lakuyang bermoral.
Dalam
memberikan moral ,Duska dan Whelen (1982:113) mengemukakan pedoman praktis yang
dapat digunakan oleh guru yaitu sbb:
a. Menciptakan
kelas sebagai lingkungan yang membuat siswa dapat hidup dan menjadi belajar
bersama dalam suasana hormat menghormati dan aman.
b. Beri
siswa kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam menerima aturan-aturan
kelas.
c. Pilihlah
hukuman yang ada hubungan dengan pelanggaran,dan bila mungkin ,hukuman yang
diberikan dapat memperlihatkan akibat dari perbuatan siswa terhadap kelompok.
d. Bedakan
antara kritik terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan pelajaran dan kritik
terhadap tindak tanduk,antara aturan tata tertip sekolah dengan aturan-aturan
tentang keadilan dan hubungan antar manusia.
e. Beri
kesempatan siswa bekerja dalam kelompok.
f. Dalam
bercerita dan berdiskusi tentang pengalaman sehari-hari,bantulah anak-anak
memkirkan orang lain,baik yang benar-benar terjadi maupun yang fiktif.
g. Buatlah
permainan peranan dari kehidupan sehari-hari atau kejadian-kejadian yang
membawa orang pada kekecewaan,ketenangan,pertengkaran,kegembiraan,dengan maksud
memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat meliht kejadian itu dari perspektif
yang lain.
h. Adakan
kesempatan untuk mendengarkan kesempatan untuk mendengarkan jawaban tiap siswa
tentang pertimbangan moral,dan pancinglah diskusi-diskusi yang akan menariknya
kepenalaran moral yang lebih tinggi dengan menggunakan bahan bacaan,film,dan
pengalaman sehari-hari.
i.
Janganlah memberi penilaian terhadap penilaian
terhadap perkembangan moral atas dasar tingkah laku setiap orang dari keenam
tahap perkembangan moral dapat dilakukan tingkah laku yang sama tetapi
pentingnya moralnya berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan
moral merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai pada remaja.
Dicapainya perkembangan moral yang memuaskan pada priode remajaberarti remaja
memiliki moral otonom yang ditandai oleh pengusaan moral yang menjadi miliknya
sendiri yang mengatur kehidupan pribadinya. Moral adalah seperangkat aturan
yang menyangkut baik dan buruk pantas dan tidak pantasnya,benar atau salah yang
harus dipahami seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
B.
Saran
Pada
masa perkembangannya, remaja dihadapkan dengan berbagai masalah. Untuk itu
seorang pendidik harus mengerti dan memahami setiap perkembangan moral remaja
dan membimbingnya dengan cara yang strategis efektif. Seorang guru juga harus
menguasai setiap materi yang akan disampaikan kepada muridnya, dengan de-mikian
akan terjalin komunikasi yang baik antara guru dan murid, sehingga seorang
murid akan merasa enjoy dalam setiap proses belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Bezonsky,M.D.(1981)
Adolescent development.New
york:macmillan publishing,Co,Inc
Bronfenbrenner.
(1960).freudian heroies of
Edentification and their darivatitives. Child Development,31,15-40
Dusek,J.B.
(1977). Adolescent development and behavior. Chocago:science
Research Associantion.
Furman,Barbara
scheider .(1990). Adolescen. England: scott foreman ad.company
Piaget,
J.(1975). The moral judgment of the Child,III:the pree press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar